Andesit adalah salah satu jenis batuan vulkanik. Nama andesit diambil dari nama pegunungan Andes, pegunungan yang membentang di sepanjang pesisir barat Amerika bagian selatan.
Dilansir dari situs Geology, awalnya penyebutan andesit diambil
dari nama salah satu pegunungan di Amerika Selatan, yaitu Pegunungan Andes. Ia
terbentuk dari lava yang tercampur dengan abu vulkanik dan tuff di sisi
stratovulkano.
Batuan andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900
sampai 1.100 derajat celcius. Mineral-mineral yang ada dalam batuan andesit
bersifat mikroskopis sehingga tak bisa dilihat tanpa batuan mikroskop. Batu andesit bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan karena kerapatan materi yang
dimiliki. Batu andesit ini sangat bagus digunakan untuk kontruksi bangunan.
Sebelum kita melanjutkan pembahasan batu andesit ini, kamu juga dapat mendengarkan lagu chord kok iso yo sambil mengetahui tentang batu andesit. Langsung saja mari kita bahas.
Proses Pembentukan Batu Andesit
Pembentukan batu andesit secara letusan (vulkanologi) hamper sama
dengan proses pembentukan batuan diorit. Batuan andesit sering ditemukan dalam
aliran lava. Lava yang naik ke permukaan bumi akan melalui proses pendinginan
paling cepat, karena tekstur batuan andesit yang halus.
Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit.
Satu di antaranya adalah terbentuk setelah proses melting (pelelehan/ pencairan)
lempeng samudra akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu
merupakan sumber magma yang naik dan membeku menjadi batuan andesit.
Batuan andesit biasanya terletak di atas zona subdiksi yang menjadi
batuan umum penyusun kerak benua. Selain karena subdiksi, batuan andesit juga
bisa terbentuk jauh dari zona subdiksi. Misalnya, batuan andesit juga bisa
terbentuk pada ocean ridges dan oceanic hotspot yang dihasilkan dari pelelehan
sebagian (partial melting) batuan basalt.
Batuan andesit juga bisa terbentuk saat terjadi letusan pada
struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma yang meleleh keluar menuju
kerak benua (lava) dan bercampur dengan magma benua.
Penggunaan Batu Andesit
Bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida banyak menggunakan
batu andesit. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak
memakai material ini, misalnya sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja
batu, arca, dan lain-lain. Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan
sebagai material untuk pembangunan infrastruktur, seperti jembatan, jalan raya,
irigasi, landasan terbang, pelabuhan, gedung-gedung, dan lain sebagainya.
Batuan andesit yang digunakan untuk keperluan infrastruktur ini
sudah berbentuk agregat dari pertambangan. Batuan andesit banyak digunakan
karena memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai cuaca dan tahan lama.
Tidak semua batuan andesit lolos uji sebagai bahan dasar
konstruksi/pembangunan. Batuan andesit yang digunakan untuk fungsi tersebut
harus melewati serangkaaian tes berupa uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser,
desnsitas, berat jenis, dan lain-lain. Hasil tes ini akan memperlihatkan
elastisitas batuan dan sifat fisika lainnya.
Batuan andesit juga dipotong menjadi ukuran tertentu, dipahat,
diamplas kemudian dipoles agar bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Potongan-potongan
ini yang disebut dimension stone. Dimension stone umumnya dimanfaatkan untuk
keperluan estetika, Seperti ornamen-ornamen pada dinding, lantai atau dekorasi
lainnya.
Keunggulan Batu Andesit
Batu alam sering digunakan karena
kemampuannya dalam menahan berbagai jenis cuaca dan suhu. Batu alam akan
tetap awet dan kokoh meski dipasang di luar ruangan. Selain itu, penggunaan
batu alam juga akan menambah nilai artistik pada properti.
Soal nilai seni, corak batu alam memberi properti lebih
berkarakter. Anda pun tak akan pernah salah bila memilih andesit dalam rumah.
Bahkan popularitas batu andesit tidak kalah dengan batu alam lainnya seperti
marmer.
Komentar
Posting Komentar